Kamis, 30 Maret 2017

Bahan Diskusi Pertemuan 4 Taoisme



1. Apabila manusia sempurna adalah manusia yang mengikuti jalan langit/kehendak kosmik , lalu apakah manusia masih memiliki kebebasan?
 

  • Manusia sempurna adalah manusia yang mengikuti Jalan Langit/Kehendak Kosmik. Namun tidak selamanya manusia mengikuti Kehendak Kosmik, manusia juga masih memiliki kebebasan anamun disertai dengan rasa tanggung jawab. Dalam sebuah buku yang berjudul “Tamasya Bahagia” dijelaskan beberapa pemikiran Chuang Tzu tentang manusia. Menurut Chuang Tzu, manusia memiliki kebebasan yang terdiri dari Kebebasan Kodrati (batianiah) yang berarti Kebebasan sejati, Sumber segenap kebahagiaan serta kebaikan dan Kebebasan manusiawi (lahiriah) yang artinya Kebebasan palsu, Sumber segenap kepedihan serta keburukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia yang bijaksana adalah manusia yang tidak tergantung pada hal-hal lahiriah dan karena itu kebahagiaanya tidak dibatasi oleh hal-hal tersebut. 

Sabtu, 25 Maret 2017

Bahan diskusi Confusius




Masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan. Mengapa?
 Karena tanpa masyarakat interaksi tidak akan terjadi dalam dunia ini. Masyarakat sendiri tidak akan bisa lepas dari hak-hak. Individu merupakan bagian terkecil dari masyarakat, mereka memiliki hak-hak dan kebebasan. Setiap individu memiliki hak-hak seperti hak berkehidupan yang layak, mendapatkan pendidikan, perlindungan, rasa aman. Hak-hak tersebut wajib dijaga karena jika tidak, tidak akan tercapai damai di dunia. Disisi lain individu juga harus memiliki kebebasan, misalnya kebebasan memeluk agamanya, kebebasan menyatakan pendapat, dan lain sebagainya. Hak-hak dan kebebasan ini merupakan sesuatu yang penting yang harus dimiliki dalam diri individu dan senantiasa harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan individu yang lebih baik kedepannya.

Pertanyaan mengenai Konfusianime menjadi faktor pendorong atau penghambat modernisasi, hal ini dihubungkan dengan “keajaiban” perekonomian China. Di China pernah ada gerakan restorasi Tong Zhi. Gerakan ini bertujuan memondernkan China dan akhirnya program tersebut gagal. Menurut Mary C. Wright dalam bukunya “the Last Stand of Chinese Conservatism” (1966), bukan karena  kekacauan dalam negeri dan tekanan imperialisme, melainkan karena Konfusianisme itu sendiri tidak mampu menciptakan keserasian dengan modernisasi. Setelah itu muncullah Taiwan, Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura. Keempat negara terebut dianggap sebagai mesin penggerak “keajaiban ekonomi” Asia Timur. Seiring dengan hal tersebut muncul pendapat baru yang menyatakan bahwa Konfusianisme merupakan pendorong modernisasi. Keberhasilan keempat negara tersebut tidak bisa lepas dari etika Konfusianisme yang menekankan pada kerajinan, inovasi, disiplin, kesetiaan pada keluarga, penghormatan pada orang tua dan otoritas, selalu mencari harmoni,
dan sifat-sifat baik lainnya yang mendukung sukses. Konfusianisme sering dianggap tak selaras dengan perubahan dan tak cocok dengan kehidupan modern. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme bukan menjadi satu-satunya faktor pendorong modernisasi. Konfusianisme pasti berperan, tapi ada faktor lain yang kontribusinya mungkin lebih besar.

Konfusianisme mengkaji prinsip tentang etika, yang sebagian besar masih relevan di zaman sekarang. Konfusianime membagi etika tersebut secara garis besar, yakni Pelajaran Agung (Da Xue), Kumpulan Karya Terbaik (Lun Yu), Jalan Tengah (Zhong Yong), dan Pepatah Mencius. Intisari etika Konfusianisme adalah ketulusan dan keharmonisan, yang dijabarkan dalam relasi manusia diantaranya atasan dan bawahan, suami dan istri, ayah dan anak (dikenal dengan sebutan San Kang atau tiga hubungan tata krama), sesama saudara, dan sesama teman (dikenal dengan sebutan Ngo Lun atau lima hubungan kemasyarakatan). Dalam Ajaran Besar tertulis, "Dari Putra Dewa sampai rakyat pengembangan dan displin diri harus merupakan dasar dari segalanya. Jika individu tidak disiplin dan kacau, bagaimana hasil yang baik dapat dicapai suatu negara?" Maksudnya, maju tidaknya suatu negara tergantung kepada kualitas individu.

Dapat pula dikatakan, “Dengan mempelajari hakikat sesuatu, maka luaslah pengetahuannya; dengan luas pengetahuannya, maka kuatlah tekadnya; dengan kuat tekadnya, maka luruslah hatinya; dengan lurus hatinya, dapatlah membina dirinya; dengan diri yang terbina, akan dapatlah membereskan rumah tangganya ; dengan rumah tangga yang beres, maka dapatlah mengatur negerinya; dan dengan negerinya yang teratur, akan terciptalah damai di dunia”. Artinya kedamaian suatu negara mulai dari individu

Terkait dengan pertanyaan tersebut, kebangkitan ekonomi China, Taiwan, Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, berkaitan dengan etika Konfusianisme. Mengapa? Karena negara-negara tersebut memiliki pemimpin negara yang dapat memimpin negara mereka dengan baik sehingga tercapai kebangkitan ekonomi. selain itu konfusianisme merupakan faktor pendorong dari segi pola pikir dan tindakan yang mempengaruhi suatu negara untuk berkembang.

Minggu, 19 Maret 2017

Review Materi

Bahan diskusi kofusiusime

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia pada dasarnya memiliki kodrat sebagai makhluk yang baik. Sang pencipta memberikan  kepada manusia akal budi untuk berpikir, memberikan kepada manusia perasaan dan  hati untuk mengasihi sesamanya. Namun kodrat baik yang terdapat dalam diri manusia terkadang cenderung menjadi luntur dan hilang karena adanya banyak gangguan dari kuasa-kuasa kegelapan yaitu Iblis. Iblis akan berusaha keras untuk membuat manusia jatuh kedalam godaan-godaan untuk melakukan perbuatan yang jahat. Manusia cenderung mendengarkan godaan Iblis daripada mendengarkan suara Tuhan yang pada akhirnya membuat kodrat manusia berubah menjadi jahat. Sifat manusia yang pada awalnya memiliki rasa belas kasihan pada orang lain, peduli pada orang lain,rendah hati,tau mana yang baik yang harus dilakukan, insyaf setelah melakukan perbuatan jahat, memiliki rasa malu/enggan berubah menjadi cuek, egois, sombong, tidak mampu membedakan yang baik dan yang jahat, lupa untuk insyaf ketika berbuat jahat. Agar manusia itu kembali lagi menjadi manusia yang berkarakter, berperilaku dan berkodrat sebagai makhluk yang baik maka manusia harus memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia berupa hubungan anggota kemasyarakatan sebagai kontrak sosial dalam masyarakat. Tinggal kembali lagi pada diri manusia itu sendiri. Ingin menjadi manusia dengan memiliki karakter, perilaku dan kodrat yang baik atau menjadi manusia dengan karakter, perilaku dan kodrat yang jahat. 







Sabtu, 18 Maret 2017

Review Film Konfucius








Sutradara
Produser
Pemeran
Musik
Sinematografi
Perusahaan
produksi
: China Film Grup
Tanggal rilis
: 28 Januari 2010
Negara
: Cina
Bahasa
Anggaran
: HK$22 juta



Confucius (孔子) adalah film biografi Cina yang pertama kali dirilis di Beijing pada 14 Januari 2010. Film in disutradarai oleh Hu Mei dan dibintangi oleh Chow Yun Fat sebagai Konfusius.
Produksinya dimulai sejak Maret 2009 dengan lokasi di Provinsi Hebei dan Hengdian World Studios di Zhejiang.
Film ini awalnya direncanakan dirilis pada akhir 2009 sekaligus memperingati 60 tahun pendirian RRT dan ulang tahun Konfusiuske 2,560. Tetapi waktu rilisnya kemudian diundur 1 tahun.

Pameran :
1.      Chow Yun Fat sebagai Konfusius
2.      Zhou Xun sebagai Nanzi
3.      Jiao Huang sebagai Laozi
4.      Lu Yi


Review

Kong Qiu adalah warga yang menjabat sebagai walikota, ia menganut ajaran Zhou. Karena berhasil menjalankan tugas ia diangkat menjadi menteri hukum. Ketika dalam menjalankan tugas, Kong Qiu mendapat masalah karena menolong budak yang melarikan diri bernama Qi Sigong .
Maka ia diusir dari negeri Lu dan akhirnya menjadi guru pengelana kenegara lain. Ia dan muridnya berpergian untuk memberikan pelajaran.
Confucius digambarkan sebagai seorang pria yang berprinsip dan menentang terhadap kekejaman, tak heran banyak orang yang membencinya dan menginginkanya pergi.
Selama 14 tahun perjalanan Confucius melalui China ia mengalami berbagai kesulitan seperti kekurangan makanan, tempat tinggal, tidak dihargai, dan satu per satu muridnya pergi.     

Dari pengambilan gambar film China sudah biasa menampilkan tentang perperangan, namun kita juga bisa melihat keindahan China yang luas dan indah. Kostum yang dipakai dalam film ini sangat unik.
Durasi film ini lama sehingga membuat penonton bosan, namun mengajarkan ilmu kepada orang lain beserta murid yang setia kepada gurunya.

Manfaat

Dengan menonton film ini kita dapat mengetahui tentang keadilan, kebenaran, kesetian, cinta kasih terhadap sesama, pengorbanan,ketulusan,balas budi dan kekeluargaan


Kelebihan

-          Film ini dibuat cukup baik, kota-kota yang terdapat difilm tersebut dibuat nyata
-          Pemeran difilm tersebut mendalami perannya, sehingga penonton terbawa suasana film tersebut
-          Amanat yang disampaikan dalam film ini sangat inspiratif




Kekurangan

-  Menurut kami kekurangan dari film ini terletak pada alur cerita yang sulit dipahami dan durasi film yang lama


Kesimpulan

Film ini berasal dari Negara Tiongkok, film ini menceritakan perjalanan murid Kong Qi dimana mereka menjelajahi berbagai negeri. Salah satu yang menarik dari film ini adalah mengajarkan ajaran bakti dan peduli terhadap sesama.