Bahan Diskusi
Di
dalam hidup manusia memang tidak terlepas dari hukum, baik itu hukum alam,
Tuhan, manusia. Manusia itu sendiri menyangkut hal-hal lain seperti bumi,
bulan, langit, air, dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan jika
dikaitkan dengan manusia. Ada beberapa pendekatan yang digunakan, antara lain
Pendekatan Kosmologis, Pendekatan Teologis, Pendekatan Antroposentris.
Pendekatan
Kosmologis memandang alam sangat dekat dengan manusia sehingga alam dijadikan
titik pijak. Dalam pendekatan ini manusia dianggap menyatakan dirinya apabila
ia bertindak sesuai dengan aturan-aturan alam. Berbeda dengan pendekatan
kosmologis, Pendekatan Teologis tidak lagi berpusat pada alam, tetapi berpusat
pada agama dan berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan. Pendekatan ini
memandang manusia adalah makhluk yang tak berdaya dihadapan Tuhan. Sedangkan, Pendekatan
Antroposentris membahas tentang manusia adalah makhluk yang tertinggi. Manusia
menjadi ukuran bagi dirinya sendiri serta ukuran dari segala hal.
Selain
pendekatan-pendekatan di atas, ada pandangan lain mengenai hidup manusia,
diantaranya Pandangan Filosofis Kristen, Islam, Yahudi yang menyatakan Tuhan
yang menciptakan manusia, kemudian manusia tumbuh dan berkembang menuju tujuan
akhir. Pandang ini hampir sama dengan Pendekatan Kosmologis. Selain itu ada Pandangan
Filosofis Timur yang mempengaruhi agama Hindu dan Buddha mengenal adanya
“Siklus Alam”. Alam semesta sudah selalu ada, dalam lingkungan tertutup alam,
semuanya terulang lagi, tidak ada evolusi, tidak ada ciptaan, dan tidak ada
perbedaan tajam antara Tuhan dan manusia. Terakhir, Pandangan Dualisme tentang
manusia membahas Tuhan sebagai sumber kebaikan. Di dalam roh jiwa, manusia
dipengaruhi oleh nafsu-nafsu.
Menurut
kelompok kami, hidup manusia ditentukan oleh aturan-aturan atau hukum alam, Tuhan,
serta manusia itu sendiri karena ketiga unsur tersebut kompleks. Hukum alam
mengatur kehidupan manusia dengan alam semesta, hukum Tuhan mengatur tentang
hubungan manusia dengan Sang Pencipta sehingga menghasilkan insan yang lebih
baik dalam menjalani kehidupan, dan hukum yang ditentukan oleh manusia mengatur
tentang bagaimana hubungan manusia dengan sesamanya.
Manusia
pada dasarnya baik, yang menyebabkan manusia itu menjadi jahat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya pergaulan, ekonomi, keinginan, nafsu yang tidak
terkendali. Ada beberapa pandangan dari tokoh Filsafat Timur mengenai kodrat
manusia. Dimulai dari Mencius mengatakan bahwa kodrat manusia itu baik, “setiap
orang mempunyai hati yang tidak tahan melihat penderitaan orang lain”. Mencius mengumpamakan
keempat rasa tersebut bagaikan empat buah benih yang tumbuh menghasilkan empat
buah kebajikan tetap. Berikut empat buah benih yang menghasilkan empat buah
kebajikan tetap :
1. Belas
kasihan menghasilkan perikemanusiaan
2. Malu
dan enggan memghasilkan perikeadilan
3. Rendah
hati menghasilkan kepantasan
4. Insyaf
tentang betul dan salah menghasilkan kearifan
Keempat benih tersebut
tidak berarti apa-apa apabila benih tersebut tidak dibiarkan untuk berkembang.
Benih ini harus terus berkembang agar dapat membedakan manusia dengan hewan
berkaki empat.
Berbeda dengan pendapat
Mencius yang menganggap kodrat manusia itu baik, Hsun Tzu berpendapat bahwa
kodrat manusia merupakan bahan mentah yang asli, yang bersifat buruk. Yang
dapat membuat manusia itu menjadi baik, manusia perlu bekerja sama dan saling
membantu dengan mempunyai organisasi kemasyarakatan.
Thomas Hobbes
(1588-1679) dan Jean Jacques Rousseau
(1712- 1778) adalah dua orang tokoh yang mengusung teori kontrak sosial tetapi
berbeda pendapat mengenai kodrat manusia. Thomas Hobbes berpendapat manusia
secara alamiah atau pada dasarnya mementingkan diri sendiri, suka bertengkar,
haus kekuasaan, kejam, dan jahat dikarenakan perilaku manusia bersifat dinamis.
Manusia akan berusaha memenuhi nafsu dan kehendaknya dan demi pemenuhan itu
maka semua penghalang harus disingkirkan. Sedangkan Jean Jacques Rousseau berpandangan bahwa
kodrat manusia adalah “bersih” (innocence) dan berperilaku baik. Masyarakatlah
yang merusak manusia itu sendiri dengan perbuatan-perbuatan yang diciptakannya,
sehingga saling iri satu sama lain, berperilaku kejam terhadap sesamanya. Cara
yang membuat manusia menjadi baik kembali dengan adanya kontrak sosial dalam
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar